Tuesday, February 5, 2019

EFEK RUMAH KACA - KRITIS!



Personil Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca


Efek Rumah Kaca bagi orang yang menyukai musik di scene indie pasti tau sepak terjang karir band yang mungkin bisa di katakan senior di musik independen indonesia. Band yang terbentuk di tahun 2001 satu ini berasal dari ibu kota dan terdiri dari Cholil Mahmud (vokal utama dan gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal, bass, gitar) Poppie Airil (backing vokal, bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, backing vokal). Mereka tidak hanya menyajikan warna musik yang berbeda tetapi juga banyak makna dan sudut pandang lain dari sebuah fakta atau kejadian yang sedang berlangsung . Seperti lagu “Cinta Melulu” yang ditulis dengan cara unik dan kental akan kegelisahan tentang maraknya lagu yang bertemakan cinta dan elemen – elemen kesakitan atas cinta tersebut pada saat itu. Lagu ini betul – betul menyegarkan keadaan dan membangkitkan gairah musik dengan memberikan opsi yang berbeda dari musik – musik yang mainstream.Dan juga lagu Kenakalan Remaja di Era Informatika yang sedikit sarkas terhadap bocah – bocah labil yang suka mengumbar hal yang seharusnya menjadi privasi di sosial media. Mereka melahirkan tiga album yaitu Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) dan Sinestesia (2015) mereka juga merilis beberapa single Merdeka (2016) dan sempat berkolaborasi juga dengan Najwa Shihab di lagu Seperti Rahim Ibu (2018). Pada lagu ini lirik dicipatakan oleh Najwa. Saat di interview oleh majalah Mave Najwa menceritakan arti dari lirik lagu tersebut.  “Seperti Rahim Ibu” berbicara mengenai kemanusiaan yang selalu menjadi pesan utama pada program Mata Najwa. “Pesan apa yang ingin disampaikan dalam lagu ini adalah soal harapan dan bagaimana optimisme itu disemai. Berada di Rahim itu dimulai dari sel-sel yang kemudian menyatu. Yang tadinya rapuh menjadi kuat,” ungkap Najwa dan lagu ini di selesaikan oleh Cholil di New York yang merupakan domisilinya sekarang. "Sewaktu mendapat liriknya dan kami coba nyanyikan, rasanya cocok. Cuma memang ada sedikit pilihan-pilihan kata saja yang mesti disesuaikan," ungkap Cholil.


Band yang kritis tentang sosial


Banyak lagu ERK yang mengkritisi tentang isu sosial dan politik. Seperti lagu DI UDARA yang bercerita tentang aktivis HAM Munir Said Thalib yang dibunuh dan tidak pernah terselesaikan kasusnya. Tetapi meskipun liriknya tidak menyebutkan nama tetapi saya yakin ketika ada katakanlah remaja yang mendengarkan lagu ini dan tau itu untuk kasus munir, mereka pasti akan mencari informasi tentang sejarah dibunuhnya Munir itu sendiri dan secara tidak langsung lagu ini sedikit banyaknya berperan untuk memberikan pengaruh untuk orang yang mendengarkan agar mempelajari dan tau sejarah kelam negara ini. Dan kasus kasus seperti iu tidak bisa serta merta di lupakan begitu saja. Yang baru – baru ini terjadi mereka dan banyak musisi lainnya seperti Danilla, Jason Ranti dan hampir semua pelaku musik, di scene independen terutama melakukan aksi penolakan terhadap RUU Permusikan yang bila dilihat memang pasal – pasal yang termuat lebih membatasi daripada melindungi dan banyak pasal karet yang berpotensi disalah gunakan hanya untuk menjatuhkan atau bahkan kriminalisasi musisi karena tidak ada indikator yang jelas. Para musisi juga membuat petisi di kntlruup atas nama Danilla Riyadi yng sampai saat ini sudah ditanda tangani hampir 200.000 orang hanya dalam beberapa hari. Dikutip dari interview  tirto.id “Saya menolak RUU permusikan karena berpotensi menghambat perkembangan musik independen," tutur Cholil Mahmud Efek Rumah Kaca.

No comments:

Post a Comment