Personil Efek Rumah Kaca |
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca bagi orang yang menyukai musik di scene indie
pasti tau sepak terjang karir band yang mungkin bisa di katakan senior di musik
independen indonesia. Band yang terbentuk di tahun 2001 satu ini berasal dari
ibu kota dan terdiri dari Cholil Mahmud (vokal utama dan gitar), Adrian Yunan
Faisal (vokal, bass, gitar) Poppie Airil (backing vokal, bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, backing vokal).
Mereka tidak hanya menyajikan warna musik yang berbeda tetapi juga banyak makna
dan sudut pandang lain dari sebuah fakta atau kejadian yang sedang berlangsung
. Seperti lagu “Cinta Melulu” yang ditulis dengan cara unik dan kental akan
kegelisahan tentang maraknya lagu yang bertemakan cinta dan elemen – elemen
kesakitan atas cinta tersebut pada saat itu. Lagu ini betul – betul menyegarkan
keadaan dan membangkitkan gairah musik dengan memberikan opsi yang berbeda dari
musik – musik yang mainstream.Dan juga lagu Kenakalan Remaja di Era Informatika
yang sedikit sarkas terhadap bocah – bocah labil yang suka mengumbar hal yang
seharusnya menjadi privasi di sosial media. Mereka melahirkan tiga album yaitu
Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) dan Sinestesia (2015) mereka juga
merilis beberapa single Merdeka (2016) dan sempat berkolaborasi juga dengan
Najwa Shihab di lagu Seperti Rahim Ibu (2018). Pada lagu ini
lirik dicipatakan oleh Najwa. Saat di interview oleh majalah Mave Najwa
menceritakan arti dari lirik lagu tersebut.
“Seperti Rahim Ibu” berbicara mengenai kemanusiaan yang selalu menjadi
pesan utama pada program Mata Najwa. “Pesan apa yang ingin disampaikan dalam
lagu ini adalah soal harapan dan bagaimana optimisme itu disemai. Berada di
Rahim itu dimulai dari sel-sel yang kemudian menyatu. Yang tadinya rapuh
menjadi kuat,” ungkap Najwa dan lagu ini di selesaikan oleh Cholil di New York
yang merupakan domisilinya sekarang. "Sewaktu
mendapat liriknya dan kami coba nyanyikan, rasanya cocok. Cuma memang ada
sedikit pilihan-pilihan kata saja yang mesti disesuaikan," ungkap Cholil.
Baca juga : Tentang Danilla Riyadi
Band yang kritis tentang sosial
Banyak lagu
ERK yang mengkritisi tentang isu sosial dan politik. Seperti lagu DI UDARA yang
bercerita tentang aktivis HAM Munir Said Thalib yang dibunuh dan tidak pernah
terselesaikan kasusnya. Tetapi meskipun liriknya tidak menyebutkan nama tetapi
saya yakin ketika ada katakanlah remaja yang mendengarkan lagu ini dan tau itu
untuk kasus munir, mereka pasti akan mencari informasi tentang sejarah
dibunuhnya Munir itu sendiri dan secara tidak langsung lagu ini sedikit
banyaknya berperan untuk memberikan pengaruh untuk orang yang mendengarkan agar
mempelajari dan tau sejarah kelam negara ini. Dan kasus kasus seperti iu tidak
bisa serta merta di lupakan begitu saja. Yang baru – baru ini terjadi mereka
dan banyak musisi lainnya seperti Danilla, Jason Ranti dan hampir semua pelaku
musik, di scene independen terutama melakukan aksi penolakan terhadap RUU
Permusikan yang bila dilihat memang pasal – pasal yang termuat lebih membatasi
daripada melindungi dan banyak pasal karet yang berpotensi disalah gunakan
hanya untuk menjatuhkan atau bahkan kriminalisasi musisi karena tidak ada indikator
yang jelas. Para musisi juga membuat petisi di kntlruup atas nama Danilla Riyadi
yng sampai saat ini sudah ditanda tangani hampir 200.000 orang hanya dalam
beberapa hari. Dikutip dari interview
tirto.id “Saya menolak RUU permusikan karena berpotensi menghambat
perkembangan musik independen," tutur Cholil Mahmud Efek Rumah Kaca.
No comments:
Post a Comment